Rabu, 14 Maret 2012

Hollow Earth

Hollow Earth Evidence

Has anyone looked into the evidence for the mother of all conspiracy theories, the Hollow Earth? I have personally read all about worldwide D.U.M.B.'s, Admiral Byrd's trip to the poles, Olaf Jansen's book, Dr. Nansen's and several other 19th century explorer's accounts of the land beyond the poles. The various testimonies are compelling and surprisingly there is actually plenty of circumstantial evidence pointing towards Hollow Earth theory.








Nowadays only government-approved teams are allowed anywhere near the poles, but historically almost every explorer who has traveled to the poles has recorded that as you get closer, it gets warmer, the snow and ice disappear, and greenery and wild-life reappear. Even modern-day explorers continue finding driftwood, pollen, animals, and insects the closer they get to the poles. In Greenland animals should migrate South for the winter, but in fact they all migrate North, and Northern winds in Greenland are actually warmer than Southern winds during winter. In Northern Russia there are constantly large animal bones and driftwood coming ashore from the North as well. The poles are no-fly zones and compasses start going haywire as soon as explorers sail/fly near them. During earthquakes the Earth behaves much more like a hollow body than a solid one, ringing like a bell with after-shocks spreading out like ripples in a pond. This behavior is indicative of a Hollow Earth and something which plate tectonics theory falls short of adequately explaining. Have a look at some of the evidence in the videos/links and leave a comment what you think about this strange and intriguing possibility. Peace.

Sungai Bawah Laut

Sungai Bawah Laut Mexico Berbahaya 



                                                                Mengenai keberadaan Sungai Bawah Laut di Mexico diperkirakan dapat menimbulkan berbagai hal yang membahayakan bagi kehidupan di bawah laut. Memang dalam sebuah penelitian menujukkan gas sulfida (H2S) disungai bawah laut itu tidak membahayakan manusia.

Secara umum Gas Sulfida memiliki sifat yang asam, dan bila bercampur dengan air laut atau garam yang ada dalam kandungan air laut, maka gas ini bisa berbahaya bagi mahkluk hidup yang ada di laut, namun tidak berbahaya bagi manusia, demikian dikatakan Menristek Suharna Surapranata kepada vivanews.com.

                                                      

Hal itu disampaikan Suharna Surapranata dalam pembukaan di The 4th GEOSS Asia – Pacific Symposium, Denpasar, Bali, Rabu 10 Maret 2010,

Kendati demikian, Suharna mengakui fenomena alam sungai di dalam laut itu merupakan bagian dari vulkanologi atau studi tentang gunung berapi, lava, magma dan fenomena geologi yang berhubungan.

"Di Indonesia memang belum pernah terjadi, namun sangat mungkin fenomena itu terjadi karena hal itu merupakan fenomena alam, dan sejauh ini penelitian tentang sungai bawah laut belum selesai, dan masih melakukan pemetaan tematik," jelasnya.

Seperti diketahui, 'sungai' bawah laut yang terjadi di perairan perairan Cenote Angelita, Mexico, pada kedalaman 60 meter itu bukanlah sungai sebenarnya.

Warna kecoklatan seperti air sungai itu merupakan lapisan gas hidrogen sulfida. Namun warna kecoklatan itu bukan berasal dari air tawar.

Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfide atau H2S. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.

Suasana dalam laut itu mirip sungai lengkap dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan. Ada pohon lengkap dengan dedaunan jatuh berguguran.